Featured Post 6

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 17 Maret 2009

MAKNA GHURUR DALAM AL-QUR’AN

Oleh : Ummi Salwa

Ghurur merupakan salah satu peringatan Allah Swt kepada manusia yang terdapat di dalam al-Qur’an yang harus diwaspadai karena ghurur dapat membuat manusia lalai dan lupa kepada Allah Swt. Kata ghurur dan derivasinya banyak terdapat dalam al-Qur’an, ada berbentuk fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan masdar.

Secara bahasa ghurur berasal dari gharra-yaghurru-gharran, ghuraran dan ghirah. Ibn Manzur mengartikan dengan kida’ (tipuan), tama’ dan bathil. Sedangkan secara istilah makna ghurur mempunyai dua versi, yaitu :

  1. Kata ghar apabila dibaca dengan ghurur maknanya adalah kebathilan-kebathilan. Al-Zuzaj menjelaskan bahwa ghurur adalah jamak dari gharin yang artinya apa yang dibanggakan dari kesenangan dunia.
  2. Kata ghar apabila dibaca gharur, maka maknanya segala hal yang menipumu dari syetan dan manusia dan yang lainnya, berbeda dengan Ya’qub bahwa dia mengkhususkan gharur maknanya adalah syetan.
Dari dua versi makna ghurur diatas, al-Raghib juga menjelaskan bahwa gharur adalah segala hal yang menipu manusia dari harta, pangkat, jabatan, dan syetan. Selanjutnya al-Raghib menjelaskan kata gharur ditafsirkan dengan syetan karena syetan merupakan penipu yang paling keji. Sedangangkan dengan dunia karena dunia dapat menipu dan merusak. Dari tiga makna yang diungkap oleh para ulama di atas nampaknya uraian yang dijabarkan oleh al-Rhagib lebih luas dan terperinci.

Diantara makna ghurur dalam al-Qur’an, yang pertama ghurur yang disebabkan oleh syetan, kedua orang-orang kafir, munafik dan yang ketiga dunia dan perhiasannya.

  1. Ghurur yang disebabkan ole syetan, diantara ayat yang menerangkan makna ini adalah, Qs. Annisa’ : 120,
Artinya: “syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka”

Ayat ini menjelaskan bahwa syetan memberikan janji-janji kosong kepada manusia, akibat dari janji tersebit timbulah angan-angan kosong, padahal yang dijanjikan syetan itu tidak ada melainkan tipu daya belaka. Quraish menjelaskan pada ayat sebelumnya telah ditutup dengan penegasan bahwa yang mengikuti syetan dan terpedaya oleh janji dan rayuannya akan menderita kerugian yang nyata, maka ayat 120 ini menjelaskan kerugian-kerugian yang didapat. Selanjutnya pada Qs. Al-Isra’ : 64, Allah menguatkan Qs. Annisa : 120 di atas bahwa apa yang dijanjikan syetan hanyalah tipu daya belaka, bunyi ayatnya yaitu :

Artinya : “Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka”.

2. Ghurur yang disebabkan oleh orang-orang kafir dan munafik

Allah Swt memperingati orang-orang mukmin jangan sampai percaya akan perkataan dan aktivitas orang-orang kafir dan munafik yang menyenangkan karena perkataan dan aktivitas mereka merupakan tipuan yang akan membawa kepada kelalaian dan kesesatan. Di antara firman Allah yang menjelaskan hal di atas adalah Qs. Al-Mukmin : 4,

Artinya : “tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu”.

Selanjutnya, dalam Qs. Ali imran :196, Quraish menerangkan bahwa Allah Swt Memberi nasehat kepada Nabi Muhammad dan umatnya agar tidak terpedaya oleh kebebasab aktivitas orang-orang kafir, yakni perpindahan dari suatu kota ke kota yang lain, dari suatu tempat ke tempat yang lain ini semua mereka lakukan dengan mudah, karena kesenangan itu hanyalah sedikit dan bersifat sementara.

3. Ghurur yang disebabkan oleh dunia dan perhiasanya.

Selanjutnya makna ghurur dengan tipu daya dunia dan perhiasanya, di sini Allah menperingati manusia supaya jangan sekali-kali terpedaya dengan dunia dan gemerlap perhiasannya, karena itu hanya bersifat sementara dan tidak akan kekal. Di antara firman Allah yang menjelaskan makna ghurur ini adalah Qs. Lukman :33,

Artinya : “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”.

Qs. Lukman di atas perintah kepada manusia agar bertaqwa kepada Allah Swt, dan peringatan Allah kepada manusia agar tidak terpedaya oleh dunia perhiasannya kerena itu semua tidak akan dapat menolong pada hari yang dijanjikan oleh Allah yaitu hari kiamat. Kata al-gharur pada penutup ayat di atas adalah bentuk mablahgah yang bermakna pelaku pelengahan yaitu syetan. Kemudian pada Qs. Al-Fhatir ; 5 Allah menguatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah tipu belaka.

Selanjutnya Qs. Al-Hadid : 20, yang artinya “ ketahuilah bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan dan kelangahan, sserta perhiasan dan bermegah-megah diantara kamu serta berbanga-banga tengtang harta dan anak, ibarat hujan yang mengagungkan petani tanam-tanamanya kemudian ia menjadi kering, kemudian engkau lihat dia menguning kemudian hancur dan di akhirat ada azab keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya, dan tidaklah kehidupan dunia kecuali kesenangan yang menipu”. Ayat ini memperingati manusia jangan sampai tertipu oleh gemerlapan dunia dan perhiasannya karena itu hanyalah kesenangan yang sementara. Quraish lebih lanjut menerangkan bahwa ayat ini menjelaskan makna kehidupan dunia bagi manusia yang lengah.

Maka dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa makna ghurur adalah tipu daya. Selanjutnya tipu daya tersebut dapat bersumber dari syetan, orang-orang kafir serta kehidupan dunia dan gemerlap perhiasannya, semua itu dapat membawa manusia lalai terhadap Allah dan lupa bahwa ada kehidupan yang abadi di sesudah kehiduapan dunia.


Sabtu, 07 Maret 2009

Al-Zinah Dalam al-Qur’an

Oleh : Ummi Salwa

Al-Raghib al-ishfahani membagi al-zinah secara umum kepada tiga macam, yaitu: (1). Zinah nafsyiah, berupa ilmu serta keyakinan-keyakinan atau kebiasaan – kebiasaan yang baik, (2). Zinah badaniyyah, berupa kekuatan dan perawakan tubuh yang seimbang, (3). Zinah Kharijiyyah, berupa harta dan kehormatan. ( Mu’jam Mufradat Alfaz al-Qur’an : 223). Nampak definisi yang dipaparkan al-Raghib jelas dan rinci meski secara sekilas mempunyai makna yang senada, al-Ragib juga menambahkan bahwa perhiasan itu berlaku di dunia dan di akhirat.

Selanjutnya menurut Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqiy dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Qur’an, kata al-zinah dan derivasinya berulang sebanyak 47 kali, terdapat pada 27 surat dan 44 ayat.( al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Qur’an : 335).


Maka di antara makna-makna al-zinah dalam al-Qur’an adalah:

  1. Perhiasan yang menyebabkan kedurhakaan, kelalaian dan kesombongan.

Ayat yang menjelaskan makna zinah di atas terdapat pada empat ayat diantaranya, Qs. Yunus : 88, al-Qashash : 79, 60, al-Hadid : 20. “ Musa berkata : Tuhan kami sesungguhnya engkau telah menganugrahkan kepada fir’aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Tuhan kami, (itu mengakibatkan) mereka menyesatkan manusia dari jalan-Mu, Tuhan kami, binasakanlah harta dan benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedi”h. Qs. Yunus : 88. ayat diatas menjelaskan harta yang dimiliki oleh fir’aun telah membawanya kepada kesombongan, keduharkaan dan kelalaian seingga tidak mau mengakui akan keesaan Allah Swt.

  1. Perhiasan yang menjadikan manusia lalai kepada kehidupan akhirat.

Di antara ayat yang membahas makna zinah dalam arti di atas Qs. Al-ahzab : 28, artinya “ Hai Nabi, katakanlah kepada pasangan-pasanganmu jika mereka mengiginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepada kamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan perceraian yang baik. Kemudian Qs. Hud : 15, artinya “ arang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami sempurnakan bagi mereka pekerjaan-pekerjaan mereka disana dan mereka di sana tidak akan dirugikan.

Sepintas lalu dilihat makna kata zinah tidak menunjukkan keterlenaan manusia terhadap perhiasan-perhiasan yang dijelaskan, namun jika diteliti lebih lanjut akan terlihat ada gelagat yang menunjukkan perhiasan tersebut mempunyai potensi untuk melalaikan manusia terhadap kehidupan akhirat.

Quraish Shihab menjelaskan Qs. Al-Ahzab : 28, ayat ini turun berkaitan dengan besarnya porolehan kaum muslimin dari kekayaan bani Quraizhah, yang dijatuhi hukuman oleh Nabi sebagaimana diterangkan oleh ayat sebelumnya, kemudian sebelum bani Quraizhah, kaum muslimin juga mendapatkan kekayaan orang yahudi yaitu bani Nadhir yang juga mengkianati Nabi Saw, setelah Allah menetapkan seperlima buat Rasul dari harta rampasan tersebut muncullah keinginan dihati istri-istri beliau, kekayaan yang melimpah menjadikan istri-istri Nabi merasa mereka akan mendapatkan tambahan nafkah. Maka Allah memerintahkan kepada Rasul untuk memberi pilihan kepada istri-istri beliau, apakah mengiginkan perhiasan dunia atau mereka akan diceraikan secara baik-baik. Nah ayat ini turun adalah untuk mendidik istri-istri Nabi Saw, agar hidup sederhana dan tidak menjadikan perhiasan dunia sebagai perhatian yang besar, yang dapat dapat melelaikan mereka kepada kehidupan akhirat. (Tafsir al-Mishbah : 225).

Selanjutnya QS. Hud : 15, menurut sebagian ulama diperuntukkan untuk orang-orang suka pamer (riya’). Sedangkan menurut riwayat Anas bin Malik diperuntukkan kepada kaum Yahudi dan Nashrani, mereka itu apabila memberikan harta kepada orang lain atau mengunjungi saudaranya dengan tujuan riya’. (al-Kasysyaf : 262.)

3. Perhiasan tertentu

Perhiasan dengan makna tertentu ialah ia mempunyai makna yang khusus bukan dalam makan yang luas. Kata zinah dalam bentuk ini sangat banyak terdapat dalam al-Qur’an, diantaranya: Qs. Al-Nur : 31 artinya, katakanlah kepada wanita-wanita mukminah hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan hiasan mereka kecuali yang biasa nampak. Dan hendaklah mereka menutup kerudung mereka hingga dada mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada suami mereka…

Kata zinah yang terdapat pada ayat di atas dimaknai dengan anggota tubuh tempat perhiasan yang dipakai oleh parempuan. Zamakhsyari menjelaskan bahwa pentingnya anggota-anggota tempat perhiasan itu untuk ditutup.(al-Khasysyaf : 61). Ayat diatas menerangkan hal yang harus dijaga dan ditutup oleh kaum perempuan, yang pertama perempuan dilarang untuk memperlihatkan anggota tubuhnya kecuali yang biasa nampak. Selanjutnya al-zamakhsyari bahwa waniata harus menutup anggota tubuh tempat memasang gelang kaki, ( al-Kasysyaf : 63), Quraish mengartikan dengan lebih luas lagi yaitu anggota tubuh sebagai tempat gelang kaki dan hiasan lainnya yang tampak akibat suara yang lahir dari cara berjalan perempuan itu. (al-Mishbah : 327)

4. Perhiasan dalam arti majazi

Perhiasan dalam arti majazi, bahwa kata zinah tidak diartikan dengan perhiasan yang sebenartnya, tetapi diartikan dengan makna lain, namun pada dasarnya ada benang merah antara keduanya. Hal ini terlihat dalam QS. Thaha : 59, artinya : Dia berkata : waktu kamu adalah di Yaum al-zinah (hari raya), dan hendaklah manusi dikumpulkan pada waktu dhuha.

Mayoritas mufasir berpendapat bahwa yang dimaksud denga yaum al-Zinah pada ayat di atas adalah hari raya, yakni hari raya Nirus. Perpalingan dari makna hakiki kepada makna majazi mungkin dikarenakan makna dari asal perhiasan itu adalah sesuatu yang tidak membuat seseorang ternoda, cacat atau tampak kekurangan. Nah apabila dikaitkan dengan hari raya maka akan tampak sisi kesamaannya, dimana pada hari raya orang tidak mengunakan sesuatu yang membuat tercela, cacat, ataupun berkekurangan, selanjutnya Quraish menerangkan zinah adalah sesiuatu yang dipandang indah oleh manusia. Apabila perhiasan adalah sesuatu yang dipandnag indah oleh masnusia, maka hari raya merepukan suatu hari yang dipandang istimewa oleh masyarakat pada waktu itu.

Demikianlah uraian singkat tentang makna zinah yang terdapat dalam al-Qur’an, semoga penjelasan ini dapat mengingatkna kita bahwa perhiasan dunia dapat membawa kita kepada melupakan Allah sang pemilik perhiasan tersebut.